Penangkapan Ketua Ormas di Depok Berujung Kerusuhan, Aparat Kepolisian Diserang Warga

oleh -35 Dilihat
oleh

Depok – Penangkapan seorang Ketua Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) berinisial TS di wilayah Kampung Baru, Cimanggis, Depok, pada Jumat (18/4/2025) dini hari, memicu kericuhan yang berujung pada penyerangan terhadap aparat kepolisian oleh sekelompok warga. Insiden tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada tiga unit kendaraan dinas milik kepolisian, salah satunya dibakar.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Depok, AKBP Bambang Prakoso, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan sekitar pukul 01.30 WIB oleh 14 personel kepolisian yang menggunakan empat kendaraan operasional. Penangkapan dilakukan berdasarkan surat perintah resmi terhadap TS yang telah dua kali mangkir dari panggilan penyidik dalam perkara dugaan tindak pidana penganiayaan dan kepemilikan senjata api ilegal.

“Petugas telah menunjukkan surat perintah penangkapan dan melaksanakan tugas sesuai prosedur. Namun, tersangka melakukan perlawanan yang menimbulkan keributan, sehingga menarik perhatian warga sekitar,” ungkap AKBP Bambang dalam keterangan pers.

Situasi memanas ketika warga yang mengetahui peristiwa tersebut berkumpul dan melakukan penyerangan terhadap aparat yang tengah berupaya mengamankan tersangka. Meski demikian, petugas berhasil membawa TS keluar dari lokasi menggunakan salah satu kendaraan, sementara tiga kendaraan lainnya menjadi sasaran amuk massa.

“Satu kendaraan dibakar, satu dibalik, dan satu lagi dihancurkan dengan balok kayu hingga kaca-kacanya pecah,” jelas AKBP Bambang.

Dalam insiden tersebut, tidak ada anggota kepolisian yang mengalami luka serius. Seluruh personel disebut tetap fokus mengendalikan situasi di lapangan.

“Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada luka terbuka pada personel kami. Mereka masih terus berupaya menenangkan situasi di lapangan,” tambahnya.

TS diketahui memiliki posisi sosial yang kuat di lingkungan tempat tinggalnya. Ia merupakan pimpinan ormas yang memiliki hubungan erat dengan masyarakat sekitar, yang diduga membentuk pola relasi sosial serupa patron-klien.

“Yang bersangkutan memiliki pengaruh signifikan di wilayah tersebut. Dalam perspektif antropologi, relasi sosialnya dengan warga menyerupai pola patron-klien,” ujar AKBP Bambang.

Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap individu-individu yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan dan perusakan fasilitas kepolisian. Selain itu, aparat juga mendalami kemungkinan adanya pihak yang mengorganisasi massa guna menghambat proses penegakan hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.