Erwin pegawai PMI Kota Meda yang ditunjuk sebagai salah satu nara sumber dalam pelatihan ini menyampaikan bahwa “Penting untuk mengetahui pertolongan pertama pada korban tenggelam. Hal ini memang dapat dialami siapa saja dan terjadi kapan saja. Melalui langkah pertolongan awal tersebut, diharapkan nyawa korban dapat terselamatkan”.

Selanjutnya penyampaian dari Erwin “Saat berhasil menolong korban tenggelam keluar dari air, segera baringkan korban di tempat aman dan datar dengan posisi telentang. Setelah itu, mulai periksa pernapasannya dengan mendekatkan telinga ke mulut dan hidung korban untuk merasakan ada tidaknya embusan udara.
Selain itu, Anda juga bisa melihat gerakan dada korban untuk menandakan korban masih bernapas. Jika korban tidak bernapas, periksa juga denyut nadi di leher korban selama 10 detik. Bila denyut nadi korban tenggelam tidak teraba sama sekali, Anda bisa lakukan resusitasi jantung paru sebagai upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh dengan langkah sebagai berikut :
• Memberikan tekanan atau kompresi dada (compression), dengan cara meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban dan tangan lainnya di atas tangan pertama, lalu berikan tekanan di dada korban sebanyak 30 kali.
• Membuka jalur napas (airways), yaitu mendongakkan kepala korban dengan meletakkan tangan Anda di dahinya, kemudian angkat dagu korban secara perlahan. Namun, Anda harus hati-hati saat memegang leher korban, karena ada kemungkinan terjadinya cedera leher.
• Memberi bantuan napas atau napas buatan (breathing), dengan cara jepit hidung korban, lalu tempatkan mulut Anda ke mulutnya, kemudian tiupkan udara secara perlahan ke dalam mulut sebanyak 2 embusan.
Sebanyak 135 peserta diberikan pembekalan tentang penggunaan peralatan bantu pertolongan di air, dan cara menolong korban tenggelam.