Tanjungpinang, Kepulauan Riau – Pulau Penyengat, atau yang dikenal pula dengan nama Pulau Penyengat Inderasakti, merupakan sebuah pulau kecil sarat sejarah di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya dan religi unggulan di Indonesia, dengan jarak sekitar 2 km dari pusat kota Tanjungpinang dan sekitar 35 km dari Pulau Batam. Perjalanan menuju pulau ini dapat ditempuh menggunakan perahu motor (pompong) dalam waktu kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, khususnya dalam sejarah peradaban Melayu dan Islam di Nusantara. Salah satu peninggalan paling ikonik adalah Masjid Raya Sultan Riau, yang dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdurrahman. Masjid ini terkenal unik karena konstruksinya menggunakan campuran putih telur sebagai bahan bangunan. Kubah dan menaranya pun melambangkan jumlah rakaat dalam shalat fardhu.
Selain masjid, Pulau Penyengat juga menjadi tempat peristirahatan terakhir tokoh-tokoh penting Melayu, seperti Raja Ali Haji, Engku Puteri Raja Hamidah, dan Raja Haji Fisabilillah. Kompleks makam bersejarah ini menjadi tujuan utama wisata ziarah di kawasan Kepri.
Raja Ali Haji yang dimakamkan di pulau ini, adalah seorang ulama, pujangga, dan sejarawan besar yang dikenal sebagai pengarang Gurindam Dua Belas serta Tuhfat Al-Nafis. Ia juga dikenal sebagai penyusun kamus pertama Bahasa Melayu yang menjadi dasar Bahasa Indonesia. Atas jasanya, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 10 November 2004.
