STM Hulu – Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan RI Tahun 2024, sangat tepat untuk dimaknai dan diboboti dengan gerakan yang lebih masif untuk mencegah terjadinya disintegrasi atau perpecahan bangsa yang saat ini menjadi semakin nyata ancamannya.
Hal tersebut disampaikan PNS Ahya, Staf Teritorial Kodim 0204/Deli Serdang saat tampil menjadi narasumber dalam penyuluhan Wawasan Kebangsaan TMMD ke-121 TA 2024 Kodim 0204/Deli Serdang, Sabtu (17/8/2024).
Acara yang digelar di Aula Balai Desa Tiga Juhar, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara itu, juga menghadirkan Babinsa Koramil 0204-21/Tiga Juhar, Serma Yudi Hariandi, tokoh masyarakat Desa Rumah Sumbul, aparat desa, karang taruna, pelajar dan elemen masyarakat lainnya.
Dalam paparannya, PNS Ahya menjelaskan, wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungannya dan tanah airnya yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Inti dari pemahaman wawasan kebangsaan ini adalah persatuan dan kesatuan yang harus dijaga dan dipertahankan oleh setiap warga negara Indonesia, dan momentum peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ini sangat tepat untuk kita jaga persatuan dan kesatuan itu guna mencegah terjadinya disintegrasi bangsa,” paparnya.
Dengan memahami wawasan kebangsaan, maka setiap elemen bangsa dituntut untuk memiliki kemampuan guna bersikap rasional dan dinamis dalam berpikir serta memelihara sikap gotong royong, dan hidup rukun dalam bermasyarakat.
Tak hanya itu, PNS Ahya juga berharap para peserta penyuluhan bisa menularkan ilmu dan pemahaman yang didapat kepada orang lain di sekitarnya.
“Dengan demikian, kita sebagai warga negara telah ikut serta mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik,” urainya.
Di bagian lain paparannya, PNS Ahya juga memaparkan beberapa contoh disintegrasi bangsa yang ancamannya makin masif saat ini di kehidupan masyarakat seluruh bangsa Indonesia.
Yakni terjadinya tawuran antar-pelajar, tawuran antar-anggota masyarakat, perselisihan yang terjadi antar-wilayah desa, serta perselisihan akibat perbedaan pendapat.
“Beberapa contoh yang umum ini, terjadi akibat kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antar-golongan, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan gangguan dari luar, sehingga kita semua harus bergandengan tangan dalam gotong royong, musyawarah mufakat untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa yang akan menjadi kenyataan,” tutupnya.
Sumber: Satgas TMMD Kodim 0204/DS