Medan – Kondisi Asrama Glugur Hong, yang berstatus sebagai aset milik negara, kini menuai sorotan. Ironisnya, asrama tersebut tidak lagi ditempati oleh prajurit aktif sebagaimana mestinya. Padahal, keberadaan asrama negara seharusnya menjadi tempat tinggal resmi bagi para prajurit aktif yang mengabdi demi pertahanan negara.
Asrama Glugur Hong kini tampak tidak terawat, bahkan beberapa blok bangunan dalam kondisi rusak parah dan kosong. Informasi yang berkembang menyebutkan bahwa sejumlah unit ditempati oleh pensiunan atau pihak-pihak non-aktif, sementara prajurit aktif justru harus menyewa rumah kontrakan dengan biaya pribadi di luar kompleks militer.
“Saya sudah 3 tahun dinas di Medan, tapi belum pernah sekalipun mendapat jatah tinggal di asrama. Padahal asrama ada, tapi tidak bisa diakses,” ungkap seorang prajurit aktif yang enggan disebut namanya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat salah satu bentuk dukungan negara terhadap prajurit adalah penyediaan fasilitas hunian yang layak. Tanpa dukungan tersebut, beban prajurit bertambah, terutama bagi mereka yang masih berpangkat rendah dengan gaji terbatas.
Pakar kebijakan publik menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendistribusian asrama negara. Aset negara semestinya dikelola berdasarkan asas keadilan dan fungsi operasional pertahanan.
“Jika prajurit aktif saja tidak mendapat tempat tinggal layak dari negara, lalu di mana letak penghargaan terhadap pengabdian mereka?” tegas seorang pengamat militer nasional.
Diharapkan menjadi perhatian pihak terkait, termasuk Kementerian Pertahanan dan TNI, agar segera melakukan pendataan, penertiban, dan revitalisasi fasilitas milik negara seperti Asrama Glugur Hong demi memastikan fungsi dan manfaatnya kembali tepat sasaran.